BzQbqi7srrl67Hfvhy9V9FxE68wSdBLJV1Yd4xhl

Pengikut

Manajemen Konflik dalam Perusahaan

Manajemen Konflik dalam Perusahaan
Dalam pengelolaan perusahaan atau organisasi terdapat beberapa kondisi yang berpotensi mengakibatkan timbulnya konflik. Konflik biasanya timbul dalam organisasi atau perusahaan sebagai hasil adanya masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi berbentuk interaksi bertentangan antara dua atau lebih pihak. 

Terjadi ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau dua atau lebih kelompok dalam perusahaan atau organisasi disebabkan karena pembagian kegiatan kerja, perbedaan status, tujuan, nilai dan juga persepsi. Integrasi yang tidak sempurna dapat memicu konflik antara individu, kelompok ataupun unit kerja.

Jika kita berada dalam posisi sebuah perusahaan atau organisasi yang kita pimpin dan kemudian terjadi konflik antara anggota yang satu dengan yang lain, maka bentuk nyata yang bisa kita lakukan adalah mengetahui sumber konfliknya terlebih dahulu. Dengan mengetahui sumber konflik, sebagai pimpinan dapat dengan obyektif mengambil keputusan, menemukan dan menentukan solusi tepat terhadap anggota yang mengalami konflik.

Penyelesaian konflik dengan memberikan solusi dengan tidak memihak pada anggota yang terlibat, keputusan yang adil berdasarkan dari penguraian sumber konflik. Setiap konflik yang terjadi berpotensi dapat merugikan perusahaan baik secara materiil ataupun kehilangan kepercayaan sesama anggota perusahaan atau organisasi. 

Dalam penyelesaian konflik maka akan terdapat kesepakatan antara pihak yang mengalami konflik dan akan dipantau dalam pelaksanaan kesepakatan. Selama berlangsungnya kesepakatan antara pihak yang berkonflik dilakukan evaluasi terhadap masalahnya sehingga ke depan ketika konflik yang sama muncul dapat di tanggapi dengan pendekatan alternatif untuk konflik lain yang akan terjadi.


Penyebab Konflik dalam Perusahaan
Ada beberapa kondisi yang berpotensi menyebabkan konflik dalam perusahan.
  1. Perbedaan Kepribadian;
  2. Komunikasi; dan
  3. Struktur, Sistem dan Manajemen.
Perbedaan Kepribadian
Dalam sebuah perusahaan, tentunya terdapat beberapa karyawan dengan beragam kepribadian. Konflik biasanya terjadi, ketika adanya ketidak sesuaian nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku terhadap jabatan mereka. 

Ketidak cocokan kepribadian karyawan dengan karyawan lain dapat mengakibatkan konflik sesama karyawan karena adanya ego yang dipertahankan terhadap persepsi tujuan ekspansi perusahaan. Karakteristik karyawan yang berbeda setidaknya mampu mengembangkan potensi sumber daya perusahaan apabila setiap karyawan memilliki pandangan tujuan sama dengan mengesampingkan individualisme perbedaan pendapat.

Komunikasi
Unsur penting dalam sebuah perusahaan adalah sistem komunikasi dua arah yang intens dan harmonis. Konflik yang terjadi dikarenakan tidak adanya komunikasi yang tidak terstrukur dapat menyebabkan kesalahpahaman terhadap informasi, penyampaian informasi yang tidak tepat dan tidak lengkap. 

Komunikasi sangat penting dalam membangun sebuah perusahaan yang baik. Pemilihan kata yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman tiap indvidu karyawan. Sistem pengumuman yang tepat sasaran dan menjangkau tiap lini dari perusahaan sehingga tidak adanya informasi yang tumpang tindih. 

Dalam komunikasi juga terdapat perbedaan bahasa, suku dan/ atau aksen sehingga untuk hal yang lumrah bagi setiap karyawan menjadikan hal yang membuat ketersinggungan bagi karyawan lain.

Struktur, Sistem dan Manajemen
Struktur dalam perusahaan akan terbagi berdasarkan divisi atau unit kerja, mulai dari Pimpinan atau Direktur Utama sampai ketingkatan paling terbawah perusahaan. Sistem kompetisi dari tiap divisi atau unit kerja sering kali menyebabkan konflik untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas. 

Kompetisi diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan dapat meningkatkan semangat kerja dari tiap divisi. Konflik akan timbul ketika divisi mulai berkompetisi secara tidak sehat. Perbedaan posisi dan jabatan dalam struktur sering menimbulkan konflik berupa: 
  1. Senioritas;
  2. Perbandingan hasil kerja;
  3. Penyalahgunaan wewenang;
  4. Umur sebagai standar dari pengalaman; dan
  5. Pengetahuan setiap karyawan.
Sistem organisasi dalam perusahaan mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan alur instruksi yang jelas pada pekerjaan. Sistem organisasi tidak berjalan secara efektif ditandai dengan:
  1. Pekerjaan yang tumpang tindih;
  2. Jenjang karir yang tidak jelas;
  3. Terhambatnya alur organisasi;
  4. Sumber daya yang tidak seimbang dengan strategi perusahaan; dan
  5. Pemimpin yang tidak dikelola oleh orang yang tepat.
Produktivitas setiap karyawan selalu dikaitkan dengan kenaikan pendapatan. Dengan kurang efektifnya manajemen perusahaan dapat memicu sistem kompetisi karyawan menjadi lebih individualisme dan tidak bisa bekerja sama dalam sebuah tim dengan ekspektasi kenaikan jabatan ataupun pendapatan. 

Manajemen perusahaan sering kali memberi tekanan terhadap karyawan dengan tidak mempertimbangkan perbedaan draft kerja dengan pendapatan. Pemberian draft kerja yang diluar dari ekspektasi, penekanan yang lebih besar, pelaksanaan pekerjaan di luar dari draft kerja yang ditentukan sering kali memicu konflik internal dalam perusahaan.

Sebuah perusahaan dalam skala besar ataupun skala kecil pastinya memilik beragam konflik baik konflik internal ataupun konflik eksternal. Konflik yang terjadi cenderung lebih kompleks dari konflik antar karyawan. Biasanya penyebab terjadinya konflik dikarenakan beberapa alasan seperti:
  1. Gaya kepemimpinan atasan yang kurang baik;
  2. Kinerja karyawan yang kurang maksimal; dan
  3. Bentuk selisih kendala antar karyawan. 


Upaya Pengendalian Konfilik dalam Perusahaan
Terdapat beberapa upaya pengendalian konflik dalam perusahaan.
  1. Konsoliasi;
  2. Mediasi;
  3. Kompromi;
  4. Toleransi;
  5. Segegrasi;
  6. Konversi; dan
  7. Ajudikasi.
Konsoliasi
Konsoliasi merupakan usaha mempertemukan dua pihak kelompok yang berkonflik dengan tujuan menemui kesepakatan bersama antara kedua belah pihak. Konsoliasi ini dilakukan oleh jenis lembaga sosial yang merupakan lembaga otonom dan demokrasi dalam mengambil keputusan dan lembaga yang terikat dengan pihak yang berkonflik dan berada satu tingkat di atasnya. Pihak yang berkonflik harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh lembaga sosial tersebut.

Mediasi
Mediasi merupakan upaya pengendalian konflik dengan menghadirkan pihak ketiga sebagai mediator. Mediator harus bersikap netral dan hanya memberikan masukan kepada kedua belah pihak yang berkonflik. 

Masukan yang diberikan tidak mengikat untuk kedua belah pihak dan hanya bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan sehingga kedua belah pihak memilik wewenang untuk mengikuti masukan dari mediator atau tidak. Meskipun masukan dari mediator tidak bersifat mengikat dalam penyeleasaian konflik masih bisa dapat dikendalikan untuk mencegah tindakan irrasional dari kedua belah pihak yang mungkin terjadi.

Kompromi
Kompromi merupakan upaya pengendalian konflik dimana kedua belah pihak menyelesaikannya secara langsung dengan mengurangi tuntutan dari masing-masing pihak tanpa memerlukan adanya pihak ketiga.

Toleransi
Toleransi juga merupakan pengendalian konflik secara langsung dengan tidak memerlukan adanya pihak ketiga. Penyelesaian konflik yang dimana kedua belah pihak tetap memegang teguh prinsip dan persepsi dengan tetap saling menghormati satu sama lain.

Segegrasi
Segegrasi merupakan tindakan pengendalian konflik dimana salah satu atau kedua belah pihak menjauh atau menghindar dari sumber konflik. Tindakan ini dilakukan dengan kesadaran dari kedua belah pihak tanpa adanya paksaan dari pihak lain.

Konversi
Konversi adalah tindakan penyelesaian masalah dengan salah satu pihak memutuskan untuk mengalah dengan mempertimbangkan kelangsungan kerja sama dari kedua belah pihak.

Ajudikasi
Jika pengendalian tidak bisa diselesaikan oleh mediasi ataupun lembaga maka konflik diselesaikan melalui jalur hukum. Ajudikasi merupakan tindakan pengendalian konflik dengan kedua belah pihak mengadukan permasalahannya kepada pengadilan dan konflik tersebut diselesaikan secara hukum.

Konflik dapat terjadi dalam organisasi apapun walaupun demikian tidak semua konflik dapat merugikan perusahaan atau organisasi. Konflik yang di tata dan dapat dikendalikan dengan baik justru dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan kesatuan organisasi atau perusahaan tersebut. Sebaliknya jika tidak ditangani dengan baik, maka dapat merugikan kepentingan dari perusahaan atau organisasi.

Demikian penjelasan singkat mengenai Manajemen Konflik dalam Perusahaan yang dirangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jika ada pertanyaan atau tanggapan sehubungan dengan artikel ini silahkan kirimkan pesan atau tinggalkan komentar di akhir postingan. Terima kasih.
Baca Juga:
Erisamdy Prayatna
Blogger | Advocate | Legal Consultant
Father of Muh Al Ghifari Ariqin Pradi

Baca Juga: