BzQbqi7srrl67Hfvhy9V9FxE68wSdBLJV1Yd4xhl

Pengikut

Sejarah Kejahatan Terorisme

Sejarah Kejahatan Terorisme
Sejarah tentang terorisme berkembang sejak zaman lampau yang ditandai dengan bentuk kejahatan murni berupa pembunuhan dan ancaman yang memiliki tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Perkembangannya dimulai dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik yang dilakukan secara perorangan maupun oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai tiran. 

Pembunuhan terhadap individu ini sudah dapat dikatakan sebagai bentuk murni dari terorisme dengan mengacu pada sejarah terorisme modern. Meski istilah teror dan terorisme baru mulai populer abad ke-18, akan tetapi fenomena yang ditujukannya bukanlah baru. 

Menurut Grant Wardlaw (1982) dalam buku "Political Terrorism" mengemukakan bahwa manifestasi terorisme sistematis muncul sebelum revolusi Perancis yang baru mencolok sejak paruh kedua abad ke-19. Dalam suplemen kamus yang dikeluarkan akademi Perancis tahun 1798, terorisme lebih diartikan sebagai sistem rezim teror.

Kata terorisme berasal dari bahasa Perancis "le terreur" yang semula dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 (empat puluh ribu) jiwa yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah. 

Selanjutnya kata terorisme dipergunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia. Dengan demikian kata terorisme sejak awal dipergunakan untuk menyebut tindakan kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti pemerintah. 

Terorisme muncul pada akhir abad ke-19 dan menjelang terjadinya Perang Dunia I, terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Pada pertengahan abad ke-19, Terorisme mulai banyak dilakukan di Eropa Barat, Rusia dan Amerika. 

Mereka percaya bahwa terorisme adalah cara yang paling efektif untuk melakukan revolusi politik maupun sosial dengan cara membunuh orang-orang yang berpengaruh. Sejarah mencatat pada tahun 1890-an aksi terorisme Armenia melawan pemerintah Turki yang berakhir dengan bencana pembunuhan masal terhadap warga Armenia pada Perang Dunia I.

Pada dekade tersebut, aksi terorisme diidentikkan sebagai bagian dari gerakan sayap kiri yang berbasiskan ideologi. Bentuk pertama terorisme terjadi sebelum Perang Dunia II, hal mana tindakanterorisme dilakukan dengan cara pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah. 

Bentuk kedua terorisme dimulai di Aljazair pada tahun 50-an, dilakukan oleh FLN yang memopulerkan serangan yang bersifat acak terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa. Hal ini dilakukan untuk melawan apa yang disebut sebagai terorisme negara oleh Algerian Nationalist. Pembunuhan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keadilan. 


Bentuk ketiga terorisme muncul pada tahun 60-an dan terkenal dengan istilah terorisme media yang berupa serangan acak terhadap siapa saja untuk tujuan publisitas. Bentuk ketiga ini berkembang melalui 3 (tiga) sumber, yakni sebagai berikut:
  1. Kecenderungan sejarah yang semakin menentang kolonialisme dan tumbuhnya gerakan-gerakan demokrasi serta Hak Asasi Manusia (HAM).
  2. Pergeseran ideologis yang mencakup kebangkitan fundamentalis agama, radikalisme setelah era perang Vietnam dan munculnya ide perang gerilya kota.
  3. Kemajuan teknologi, penemuan senjata canggih dan peningkatan lalu lintas.
Namun terorisme bentuk ini dianggap kurang efektif dalam masyarakat yang ketika itu sebagian besar buta huruf dan apatis. Seruan atau perjuangan melalui tulisan mempunyai dampak yang sangat kecil sehingga akan lebih efektif menerapkan the philosophy of the bomb yang bersifat eksplosif dan sulit diabaikan.

Pasca Perang Dunia II, dunia tidak pernah mengenal damai. Berbagai pergolakan berkembang dan berlangsung secara berkelanjutan. Konfrontasi negara adi kuasa yang meluas menjadi konflik timur-barat dan menyeret beberapa negara dunia ketiga ke dalamnya menyebabkan timbulnya konflik utara-selatan. 

Perjuangan melawan penjajah, pergolakan rasial, konflik regional yang menarik campur tangan pihak ketiga, pergolakan dalam negeri di sekian banyak negara dunia ketiga membuat dunia labil dan bergejolak. 

Ketidakstabilan dunia dan rasa frustrasi dari banyak negara berkembang dalam perjuangan menuntut hak-hak yang dianggap fundamental dan sah, membuka peluang muncul dan meluasnya terorisme. Fenomena terorisme meningkat sejak permulaan dasa warsa 70-an. 

Terorisme dan teror telah berkembang dalam sengketa ideologi, fanatisme agama, perjuangan kemerdekaan, pemberontakan, gerilya, bahkan juga oleh pemerintah sebagai cara dan sarana menegakkan kekuasaannya. Adapun terorisme gaya baru saat ini mengandung beberapa karakteristik, yakni sebagai berikut:
  1. Ada maksimalisasi korban secara sangat mengerikan;
  2. Keinginan untuk mendapatkan liputan di media massa secara internasional secepat mungkin;
  3. Tidak pernah ada yang membuat klaim terhadap terorisme yang sudah dilakukan; dan
  4. Serangan terorisme itu tidak pernah bisa diduga karena sasarannya sama dengan luasnya seluruh permukaan bumi.
Demikian penjelasan singkat mengenai Sejarah Kejahatan Terorisme yang dirangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jika ada pertanyaan atau tanggapan sehubungan dengan artikel ini, silahkan kirimkan pesan. Kritik dan sarannya diperlukan untuk membantu kami menjadi lebih baik kedepannya. Terima kasih.
Baca Juga:
Erisamdy Prayatna
Blogger | Advocate | Legal Consultant
Father of Muh Al Ghifari Ariqin Pradi

Baca Juga: