BzQbqi7srrl67Hfvhy9V9FxE68wSdBLJV1Yd4xhl

Pengikut

Daftar Peristiwa Kejahatan Genosida

Daftar Peristiwa Kejahatan Genosida
Dalam sejarah dunia genosida telah terjadi diberbagai belahan dunia yang merupakan suatu pembelajaran hidup yang harusnya tak terulang lagi, berikut ini merupakan contoh beberapa sejarah genosida yang telah terjadi di dunia (Arie Siswanto, "Hukum Pidana Internasional", Yogyakarta: Andi Offset, 2015, hlm 32-46), yakni sebagai berikut:

Armenis (1915)
Deportasi hingga 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu) orang Armenia dan pembantaian massal era Perang Dunia 1 oleh Turki Ottoman merupakan masalah yang sangat sensitif baik bagi orang Turki dan Armenia. Sejak tahun 1915, bangsa Armenia yang tinggal di Kesultanan Ottoman dikumpulkan, dideportasi, dan dieksekusi atas perintah dari pemerintah. Kejadian ini diperkirakan menelan lebih dari 1.000.000 (satu juta) korban dari etnis Armenia, Asyurm, dan Yunani yang berlangsung pada tahun 1915 dan 1923.

Ukraina (1932) 
Bangsa Ukraina selalu mempertahankan sense of nation hood dan akhirnya mengalami fase kebangkitan kultural mereka. Pada akhir Perang dunia 1, bangsa Ukraina mulai berusaha membentuk negara mandiri dari eksponen nasionalis Ukraina, namun usahanya tersebut dihalangi tentara merah Rusia sehingga Ukraina bergabung dengan Uni Sovyet. 

Kebijakan Uni sovyet yang komunis memaksa penduduk Ukraina untuk menyerahkan aset meraka kepada negara sehingga mengakibatkan terjadinya kelaparan terhadap seluruh warga Ukraina yang kemudian berdasarkan data dari berbagai sumber akibat kejadian tersebut merenggut 1.000.000 (satu juta) jiwa warga ukraina (Arie Siswanto, "Hukum Pidana Internasional", Yogyakarta: Andi Offset, 2015, hlm 32-46).

Kamboja (1975)
Tahun 1978 Kamboja diinvasi Vietnam dan rezim Khmer Merah pun akhirnya lengser. Rezim sosialis Kamboja sejalur dengan Vietnam yang memegang kuasa dan membuat para pendukung Khmer Merah akhirnya mengungsi untuk melakukan gerilya dan beberapa waktu kemudian, pendukung khmer merah mendapat bantuan dari Amerika Serikat dan Inggris. 

Dengan adanya dorongan Internasional akhirnya Vietnam menarik diri dari Kamboja pada tahun 1989. Adapun selama tragedi tersebut berdasarkan data dari berbagai sumber mencatat kurang lebih sekitar 65.000 (enam puluh lima ribu) jiwa menjadi korban dari tragedi ini  (Arie Siswanto, "Hukum Pidana Internasional", Yogyakarta: Andi Offset, 2015, hlm 32-46).

Holocaust (1940-an)
Peristiwa pemusnahan massal yang menimpa ras Yahudi di Eropa di bawah rezim Nazi Jerman yang mencapai 6.000.000 (enam juta) jiwa yang menjadi korban hingga peristiwa holocaust dianggap sebagai ikon genosida. Peristiwa ini sebenarnya terjadi sejak tahun 1920-an ketika didirikannya Partai Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NAZI). Nazi menggagas superioritas ras Arya dan inferioritas ras yahudi, sehingga diskriminasi terhadap ras yahudi mualai dilakukan. 

Tahun 1937, perlakuan terhadap ras yahudi semakin menjadi di Jerman ketika mereka dipaksa untuk menjual usaha mereka dengan harga rendah dan ruang gerak mereka dibatasi dalam kamp-kamp konsentrasi. Genosida besar-besaran mulai terjadi pada awal dekade 1940-an ketika Jerman menginvansi Eropa Timur (Polandia dan Uni Sovyet) seraya membunuhi warga Yahudi di sana. Dengan adanya serangan besar-besaran ini akhinrya melahirkan kebijakan solusi terakhir yakni pemusnahan ras Yahudi sehingga tercatat kurang lebih 6.000.000 (enam juta) jiwa melayang (Arie Siswanto, "Hukum Pidana Internasional", Yogyakarta: Andi Offset, 2015, hlm 32-46).

Sudan (1956)
Republik Sudan merupakan sebuah negara yang terletak di kawasan Afrika Timur. Republik Sudan menjadi negara berdaulat pada tahun 1956 dengan bantuan dari Mesir dan Inggris. Pasca kemerdekaan Sudan, muncul sebuah konflik antara pemerintah Sudan yang berpusat di Utara dan kelompok pemberontak yang berpusat di Selatan. Pasca kemerdekaannya, konflik Sundan berkembang menjadi perang saudara antara Sudan Utara dan Sudan Selatan.

Dalam jurnal Krisis di Sudan: Perjuangan Rakyat Sudan Selatan Menuntut Kemerdekaan Tahun 1956-2011 (2013) karya Humaeniah, perang saudara pertama di Sudan berawal dari perjanjian Mesir di Sudan pada abad ke-19 Masehi. Dalam perjanjian ini, masyarakat Sudan yang berkulit hitam sering dijadikan sebagai budak oleh warga Arab. 

Hal tersebut menyebabkan kesenjangan sosial dan politik antara warga Arab dan kelompok kulit hitam di Sudan. Pada masa transisi pemerintahan pasca kemerdekaan, partai politik Sudan Utara mampu memenangkan pemilihan parlemen Republik Sudan. Pemerintahan Sudan Utara cenderung bersifat deskriminatif terhadap masyarakat Sudan Selatan. Hal ini menimbulkan gerakan perlawanan bersenjata di kawasan Sudan Selatan. Pemerintah Sudan melakukan genosida terhadap warga sipili Darfuri sebanyak 300.000 (tiga ratus ribu) orang. Hal ini juga mengakibatkan lebih dari 2.000.000 (dua juta) penduduk mengungsi lebih dari satu dekade yang lalu.

Nangking (1973)
Saat Jepang menguasai Kota Nanking (Nanjing), Tiongkok pada tahun 1973, terjadi genosida yang dilakukan oleh pihak Jepang. Warga diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh secara massal dalam kasus genosida ini. Oleh karena itu, peristiwa kejahatan genosida ini juga dikenal dengan sebutan pemerkosaan Nanking. Pembantaian yang dilakukan selama 6 minggu sejak 13 Desember 1937 ini menelan 300.000 (tiga ratus ribu) korban jiwa.

Guetemala (1982)
Guetemala melepaskan diri dari Spanyol tahun 1821 dan kemudian kekuasaannya dipegang penguasa diktatorial. Pemerintah Guetemala mendapat dukungan dari angkatan bersenjata untuk melakukan penindasan keras terhadap setiap upaya perlawanan kepada pemerintahan khususnya di kantong-kantong masyrakat asli Maya. 

Dalam aksinya tahun 1985 sekitar 626 (enam ratus dua puluh enam) desa dirazia dan dihancurkan oleh pasukan pemerintah beserta hasil pertanian dan peternakan mereka dirampas. Sampai tahun 1990 diperkirakan sekitar 200.000 (dua ratus ribu) jiwa menjadi korban genosida di Guetemala (Arie Siswanto, "Hukum Pidana Internasional", Yogyakarta: Andi Offset, 2015, hlm 32-46).

Bosnia (1991)
Yugoslavia pada tahun 1991 mulai pecah akibat konflik etnis. Saat Republik Bosnia dan Herzegovina mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1992, wilayah tersebut menjadi medan pertempuran. Orang-orang Serbia mengincar warga Bosnia dan Kroasia di daerah yang masuk ke dalam kendali mereka dalam kampanye pembantaian etnis. Genosida tersebut merengut lebih dari 100.000 (seratur ribu) nyawa.

Rwanda (1994) 
Rwanda adalah negara yang terletak di benua Afrika, etnik Hutu merupakan penduduk Rwanda namun juga terdapat suku Tutsi yang tinggal di Rwanda sejak ratusan tahun dan kedua suku tersebut hidup rukun damai. Pemerintahan Belgia memberi perlakuan berbeda kedua suku ini dimana Etnik Tutsi sebagai representasi penguasa dan etnik Hutu gambaran sebagai rakyat jelata. Akibat perlakuan yang berbeda kemudian menimbulkan pemberontakan karena etnik Hutu tertindas tahun 1956. Tiga tahun kemudian etnik Hutu merampas tanak etnik Tutsi dan memaksa Etnik Tutsi melarikan diri dari Rwanda. 

Setelah Rwanda merdeka kebijakan menindas etnik Tutsi tetap diterapkan, tahun 1994 pesawat yang mengangkut Presiden Rwanda ditembak jatuh dan menjadi pemicu peristiwa genosida. Ektremis Hutu menyatakan Etnik Tutsi yang membunuh Presiden dan menjadi kewajiban untuk melenyapkan Etnik Tutsi dan orang-orang Hutu yang pro terhadap Etnik Tutsi .yang dalam peristiwa tersebut sekitar 1.000.000 (satu juta) jiwa menjadi korban (Arie Siswanto, "Hukum Pidana Internasional", Yogyakarta: Andi Offset, 2015, hlm 32-46).

Demikian penjelasan singkat mengenai Daftar Peristiwa Kejahatan Genosida di Dunia yang dirangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jika ada pertanyaan atau tanggapan sehubungan dengan artikel ini, silahkan kirimkan pesan atau tinggalkan komentar di akhir postingan ini. Kritik dan sarannya sangat dibutuhkan untuk membantu kami menjadi lebih baik kedepannya dalam menerbitkan artikel. Terima kasih.
Baca Juga:
Erisamdy Prayatna
Blogger | Advocate | Legal Consultant
Father of Muh Al Ghifari Ariqin Pradi

Baca Juga: